Jumat, 29 Mei 2015

Mangala Ungkap Manchester City Terus Kejar Pogba

 Eliaquim Mangala menyebutkan Manchester City tertarik mendatangkan Paul Pogba dari Juventus pada bursa transfer musim panas ini. Menurut Mangala, Pogba adalah pemain yang sangat hebat.
Paul Pogba merupakan pemain belia penuh talenta yang sering dikaitkan dengan tim-tim besar Eropa. Barcelona dan Manchester City merupakan dua klub yang sedang bertarung mendapatkan tanda tangan pemain 22 tahun tersebut.
Sementara itu, Mangala tak terkejut jika Pogba menjadi rebutan. Sebab, rekannya di Timnas Prancis tersebut memang memiliki kualitas meski usianya masih muda.
"Dia adalah pemain hebat yang memiliki segalanya," kata Mangala pada The Sun.
"Manchester City atau tim lainnya sangat ingin memilikinya dalam skuat. Saya sangat mengenalnya, bukan hanya di U-21, tapi juga di skuat penuh Timnas Prancis. Dia adalah pemain hebat, sangat dewasa baik di luar atau di dalam lapangan," jelas Mangala. (bolanet)

Abdul Rahman Tak Mau Ikut Tarkam

Abdul Rahman tengah berlatih
Defender Persib, Abdul Rahman Sulaiman ogah mengikuti pertandingan sembarangan atau Antar Kampung (Tarkam). Menurutnya di laga tidak resmi tersebut sangat riskan terkena cedera, karena permainannya akan lebih keras.

Dikatakan Rahman, sebelumnya dia pernah mengikuti pertandingan Tarkam. Dia sangat khawatir jika dirinya sampai terkena cedera lantaran permainannya sangat keras, apabila hal itu terjadi di laga tersebut juga bahkan tidak ada penanggung jawab kesehatan.

"Enggak lah, latihan sendiri aja, jaga kondisi fisik. Saya dulu pernah ikutan main Tarkam (Antar Kampung), tetapi agak ngeri aja," kata Rahman beberapa waktu lalu.

Usai Persib terhenti di babak 16 besar Piala AFC 2015, skuat Maung Bandung kini hanya tinggal menunggu kepastian sepak bola Indonesia, baik itu dari FIFA, maupun kelanjutan kisruh PSSI dengan Menpora, dan pemain Maung Bandung pun ikut diliburkan.

Guna mengisi waktu liburnya, Rahman memilih tetap melaksanakan latihan sendiri. Namun, jika ada pertandingan bersama tim Maung Bandung, pemilik nomor punggung 28 ini baru siap merumput.

"Kalau memang bersama klub, saya ikut aja, kalau memang tim ini tetap ada walau tak diakui FIFA dan ada partai-partai tak resmi saya sih ikut," tandas pemain kelahiran Makassar ini (inilahkoran)

Akhirnya Menteri Agama Minta Maaf dan 'Taubat' Soal Qiraah Langgam Jawa

Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin akhirnya meminta maaf soal qiraah langgam Jawa di istana negara beberapa waktu lalu. Permintaan maaf disampaikan saat berdialog dengan sejumlah pimpinan ormas Islam, Kamis (27/5/2015).

Dalam dialog bersama pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI) dan sejumlah ormas Islam itu, Lukman mengakui ide membaca Al Qur’an dengan langgam Jawa berasal dari idenya. Namun dalam dialog di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jakarta itu, Lukman juga menjelaskan bahwa tidak ada maksud dirinya melecehkan Islam atau melecehkan Al Qur’an.

Lukman yang didampingi Sekretaris Jenderal Nur Syam serta Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Muchtar Ali juga menjelaskan tidak ada motif politik soal pembacaan Al Qur’an dengan langgam Jawa tersebut.

Dilansir Pos Kota, selain menuntut meminta maaf, dalam dialog tersebut para pemimpin Ormas Islam juga meminta Lukman bertaubat. Namun soal taubat, Lukman menyatakan bahwa dirinya selalu membaca istighfar dan itu merupakan bagian dari taubat.

Seperti diketahui, dalam acara peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara Jakarta pertengahan bulan ini, qari membaca Al Qur’an dengan langgam Jawa. Qiraah yang aneh itu segera memicu kontroversi karena dinilai tidak sesuai dengan keagungan Al Qur’an. Namun menanggapi kritik saat itu, Menag pasang badan bahwa hal tersebut adalah idenya. [Tarbiyah]

Suu Kyi Kesampingkan Rohingya karena Politik?


Hingga kini belum ada tindakan dari Suu Kyi soal Rohingya.


Aung San Suu Kyi pernah dipuji dan diagung-agungkan sebagai pejuang demokrasi pantang menyerah menghadapi setiap tekanan dari pemerintah Myanmar.
Tapi, sikap diam pemimpin oposisi itu soal kelompok Muslim Rohingya, yang tertindas di negara sendiri, membuat banyak kalangan ragu atas niat tulus dan perjuangan perempuan tersebut.
Bahkan, Suu Kyi mendapat sindiran halus dari pemimpin Tibet Dalai Lama, rekan sesama penerima Nobel.
Foto pendatang dari Myanmar dan Bangladesh, yang kelaparan dan terdampar di Indonesia, Thailand dan Malaysia setelah terkatung-katung di laut, memicu gerakan kemanusiaan dan meminta dicari akar masalah untuk pemecahannya.
Beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini berkumpul di Bangkok, Thailand, untuk membahas masalah tersebut.
Perhatian dunia pun tertuju ke negara bagian Rakhine di barat Myanmar, di mana puluhan ribu Muslim Rohingya yang tidak diakui kewarganegaran mereka, hidup dalam penampungan dengan kondisi yang memprihatinkan.
Pada saat pemerintah Myanmar tidak punya sikap yang jelas, antara memberi bantuan kepada para migran dan menolak bertanggung jawab atas eksodus warga Rohingya, kelompok hak azasi manusia internasional terpaksa harus kecewa karena tidak mendapatkan dukungan seperti yang diharapkan dari Suu Kyi.
Ketidakpedulian Suu Kyi terhadap masalah Rohingya tampak begitu nyata, sehingga Dalai Lama pun beberapa waktu lalu sempat mengingatkan rekannya itu agar ikut memikirkan masalah kaum minoritas tersebut.
"Ini sangat menyedihkan. Di masalah Burma (Myanmar, saya berharap aung San Suu Kyi, sebagai pemenang Nobel, bisa melakukan sesuatu," kata Dalai Lama seperti yang dikutip harian The Australian, Kamis (28/5/2015).
Pemain spiritual umat Budha itu mengakui bahwa ia memahami posisi sulit Suu Kyi di Myanmar, di mana mereka yang menyatakan simpati terhadap kaum Muslim akan mendapat kecaman.
"Tapi meski demikian, saya kira dia bisa melakukan sesuatu," katanya menanggapi sikap diam Suu Kyi.
Suu Kyi pernah menghabiskan waktu lebih dari 15 tahun sebagai tahanan rumah semasa mantan rezim junta militer akibat usaha tidak kenal lelah memperjuangkan demokrasi di Myanmar.
Pengorbanannya karena harus berpisah dengan anak-anak dan suami warga negara Inggris yang sakit, serta perjuangannya untuk membebaskan rakyat Myanmar dari rasa takut, membuatnya dipuja dan mendapat banyak simpati dari seluruh dunia.
Namun, sejak dibebaskan dari tahanan rumah pada 2010, peran Suu Kyi pun mulai berubah, yaitu dari pembela hak azasi manusia yang gigih, menjadi aktor politik keras kepala, yang bersiap menghadapi pemilu bersama partai oposisi pimpinannya.
Phil Robertson, Wakil Direktur Asian Human Rights Watch menilai bahwa pemenang Nobel itu telah berubah menjadi sebuah kekecewaan besar karena gagal berada di garda depan untuk memperjuangkan hak azasi manusia.
Pada saat pemerintah Myanmar harus bertanggung jawab atas arus pengungsi Rohingya, disaat itu pula Suu Kyi gagal menggunakan "kekuatan moral" yang dimilikinya untuk membantu kaum minoritas tersebut.
Tapi, hanya beberapa bulan menjelang datangnya peluang terbesar dalam karir politiknya menghadapi pemilum, Suu Kyi pun menghadapi tekanan dari arah berlawanan, yaitu semakin kerasnya opini publik di negara mayoris pemeluk Budha itu bahwa kaum minoritas Muslim Rohingya dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Tugas terberat Suu Kyi adalah mengamankan perubahan konstitusi junta yang didominasi militer dan saat ini melarangnya mengikuti pemilu presiden.
"Memperjuangkan Rohingya bisa berarti Suu Kyi menghadapi resiko kalah pemilihan.... itulah sebabnya berbicara soal Rohingya bukan menjadi pilihan baginya saat ini," kata pengamat soal Myanmar, Mael Raynaud.
Nasib suku Rohingya, salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia, semakin memburuk sejak 2012 ketika terjadi kerusuhan berdarah yang menelas puluhan jiwa dan menyebabkan 140.000 orang harus hidup sengsara di kamp pengungsi.
Kekerasan tersebut memicu gelombang kerusuhan anti-Muslim di Myanmar dan muncul bersamaan dengan meningkatnya nasionalisme Buddha secara berlebihan yang menebar kebencian terhadap kaum minoritas.
Kelompok Biksu garis keras menerjemahkan undang-undang dengan target kaum minoritas Muslim, termasuk rencana untuk memperkenalkan peraturan keluarga berencana dan pencabutan "kartu putih", identitas yang dimiliki oleh etnis Rohingya.
Liga Nasional Untuk Demokrasi, partai yang dipimpin Suu Kyi menyatakan bahwa mereka secara tegas menolak undang-undang soal agama yang kontroversial karena diskriminatif terhadap kaum wanita dan kelompok minoritas.
Karena hidup dikelilingi oleh kelompok mayoritas yang bermusuhan dan membatasi lapangan pekerjaan, kaum Rohingya pun tidak tahan dan memilih untuk berlayar dengan penuh resiko ke Malaysia.
Pada 19 Mei lalu, Suu Kyi memang pernah berkomentar dengan mengatakan bahwa pemerintah Myanmar harus memecahkan masalah pengungsi Rohingya dalam sebuah pertemuan langsung dengan publik ketika 3.500 pengungsi mendarat di Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Tapi yang berbicara lebih langka justru juru bicara Suu Kyi yang mengatakan kepada AFP bahwa masalah Rohingya adalah masalah hak azasi manusia.
"Dengan latar belakang kebencian mendalam terhadap Rohingya dan hasil jajak pendapat, Suu Kyi harus memainkan catur politik yang penuh intrik," kata Peter Popham, penulis biografi pemimpin oposisi itu. (Antara)

Terlibat Kasus Trafiking, Pejabat Pemprov Kepri Ditangkap

NONGSA - Polda Kepri menangkap pejabat Pemprov Kepri Nelsen Bur, Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi Penprov Kepri, Rabu (27/5) malam. Nelsen diduga terlibat bisnis perdagangan manusia dan anak dibawah umur. 
Nelsen Bur ditangkap di rumahnya di Perumahan Villa Bukit Indah Blok B no 1 Batamcenter, Batam, Kepri. Saat polisi menggerebek rumah tersebut, didapat dua orang yang akan dipekerjakan ke luar negeri sebagai TKI ilegal. Dua perempuan tersebut yakni Fi, 34 dan Na, 16. 
Selain dua orang ini, polisi juga mengamankan tiket pesawat atas nama korban. Dua KTP, KK, Akta lahir atas nama korban. Print out paspor atas nama korban dan ponsel milik Nelsen Bur.
Menurut penyelidikan Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Kepri, tersangka Nelsen Bur, tidak mengantongi izin untuk menyalurkan TKI ke luar negeri. 
"Iya kami mengamankan satu orang, terkait kasus human trafiking," kata Kabid Humas Polda kepri, AKBP Hartono saat dihubungi, Kamis (28/5).
Kasubdit IV PPA Ditreskrimum Polda Kepri, AKBP Agus Santoso mengatakan penangkapan ini berdasarkan informasi dari lembaga swadaya masyarakat (LSM). Lalu polisi mengecek kebenaran informasi ini. 
Pada tanggal 13 Mei lalu, polisi mendatangi rumahnya Nelsen Bur. Awalnya istri Nelsen tidak begitu kooperatif, dan berusaha menghalang-halangi pihak penyidik.  
Namun setelah istri Nelsen Bur, tau yang mendatangi rumahnya tersebut adalah pihak kepolisian. Akhirnya ia menyerah, yang mempersilahkan polisi melakukan pengeledahan. 
"Ternyata info tersebut benar, dan kami menemukan kedua orang yang akan di pekerjakan ke luar negeri. Dan saat ini dua orang tersebut sudah kami pulangkan," ujarnya.
Dalam penyidikan yang dilakukan polisi. Terungkap fakta yang mengejutkan. Identitas Na, 16, sudah dipalsukan oleh Nelsen Bur. Dimana dalam paspor dibuat, Na tidak lagi dibawah umur. 
Diduga saat pembuatan paspor tersebut tersangka bekerja sama dengan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Korban Na, mengakui kepada pihak kepolisian. 
Menurut pengakuan Na, apabila ia mengurungkan niatnya berangkat ke luar negeri, maka ia akan dikenakan denda sebesar Rp 15 juta. Oleh karena ancaman ini, akhirnya Na menuruti apa saja keinginan tersangka.
Nelsen Bur diduga meraup keuntungan dengan bekerja sama dengan agen penyaluran TKI di Malaysia. Namun untuk ini, polisi masih melakukan pendalaman penyelidikan. 
Pejabat penprov ini pengakuannya ke penyidik melakukan ini hanya sekali. Namun penyidik tidak percaya atas pengakuan tersangka. Sebab dari data dan keterangan yang telah dikumpulkan polisi. Nelsen Bur lakukan "jemput bola" untuk mendapatkan calon TKI. Yang akan ia perdagangkan ke luar Malaysia. 
"Tidak percaya kami kalau sekali. Kami berasumsi ini sudah beberapa kali dilakukan tersangka. Sebab logikanya, bila sudah datang langsung mencari ke Jawa sana, berarti sudah sering melakukan hal tersebut. Namun nanti akan kami dalami lagi," ujar Agus.
Bila terbukti, polisi akan menjerat Nelsen Bur dengan pasal 2,8,17 dan 18 UU RI no 21 thn 2007 tentang Pemberantasan tindak pidana perdagangan orang degan ancaman 5 smpai dgan 15 tahun. (cr3/ray/jpnn)

Inilah Petunjuk Pelaku Pembunuhan Sadis 2 Mayat di Hutan Jati

POLRES Gresik terus mendalami kemungkinan-kemungkinan dari petunjuk yang diperoleh dalam pembunuhan dua orang di hutan jati Desa Surowiti, Kecamatan Panceng. Setelah melakukan olah TKP, korps baju cokelat itu menemukan beberapa petunjuk.  
Salah satunya adalah pelaku sangat mungkin lebih dari satu orang. Hal itu dipaparkan seorang sumber di lingkungan Polres Gresik yang ikut menangani kasus ini. 
Penjelasan mengapa pelaku kemungkinan besar lebih dari dua orang adalah, dua jasad tersebut dikubur dengan jarak sekitar 25 meter dari bahu Jalan Deandles jurusan Gresik-Lamongan. Nah, akses dari jalan raya ke lokasi penguburan tidak bisa dilalui mobil. "Kemungkinan para pelaku menggotong dua mayat tersebut menuju kuburan. Diduga, pelaku menurunkan dua mayat itu di tepi jalan, lalu memarkir mobilnya agak jauh," ujar dia.

Setelah itu, pelaku berjalan kaki menuju lokasi diturunkannya dua mayat tadi. Nah, para pelaku lalu menggotong dua mayat tersebut menuju lokasi penguburan. 
Sumber itu memperkirakan, dibutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk menggotong dua mayat dan menggali kuburan. "Lokasi pembunuhannya kemungkinan di luar Gresik,'' katanya.

Sayangnya, dalam olah TKP, polisi tidak menemukan alat bukti apa pun. Bahkan, pakaian korban tidak ditemukan. "Tidak ada satu saksi dan barang bukti awal di lokasi kejadian," ujar Kapolres Gresik AKBP Ady Wibowo saat dikonfirmasi kemarin (28/5). Polisi harus bekerja keras mengungkap jati diri korban dan pelakunya. "Doakan kami bisa segera mengungkapnya," ucap alumnus Akpol 1995 itu. (yad/oni/mas)